Temuan Cagar Budaya di Barito Timur, Rafi Siapkan Rumah Betang jadi Museum

Tamiang Layang, Habarkalimantantengah.com – Serpihan keramik antik dan alat kuno yang diduga berusia ratusan tahun ditemukan terkubur di Desa Paku Beto, Kecamatan Paku, Barito Timur. Temuan tersebut memunculkan rencana pembangunan museum oleh Rafi Hidayatullah SH., sebagai upaya menjaga dan melestarikan jejak sejarah di wilayah itu.

Kebenaran temuan itu dibenarkan Arkeolog Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIII Kalteng–Kalsel, Nensi Yulianti Dewi, S.Hum., yang turun langsung bersama tim didampingi Disbudpora Barito Timur dan para tokoh masyarakat, Minggu (16/11/2025).

“Kami menerima laporan adanya objek diduga cagar budaya (ODCB). Saat ini kami masih melakukan pendataan terkait ukuran dan kondisi temuan,” ujarnya.

Nensi menambahkan, penetapan sebagai cagar budaya nantinya ditentukan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB). Untuk sementara, penanganan dilakukan sesuai UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Ia juga memastikan bahwa seluruh benda temuan yang dimiliki Rafi akan didaftarkan agar memiliki dokumen legal sebagai benda bersejarah.

Dari hasil penelusuran, tim juga menemukan struktur berupa pondasi dan jalur batu yang mengindikasikan keberadaan situs permukiman lama. Lokasi Paku Beto sendiri telah masuk daftar potensi situs cagar budaya.

Alfirdaus, Analis Kebijakan Bidang Kebudayaan Disbudpora Barito Timur, menilai temuan ini sangat penting untuk mengungkap sejarah lokal.

“Ini bukti bahwa kita memiliki warisan budaya bernilai tinggi. Beberapa temuan memenuhi kriteria sebagai benda bersejarah,” ucapnya.

Ia menyebut, pihaknya akan terus menindaklanjuti temuan karena diyakini masih banyak artefak lain yang tersembunyi di dalam tanah. Pembangunan museum dinilainya sebagai langkah strategis untuk konservasi.

Rafi Hidayatullah, penemu artefak sekaligus Ketua Fordayak Barito Timur, menegaskan tekadnya membangun Rumah Betang sekaligus museum bernama Balai Dato untuk menyimpan seluruh benda bersejarah tersebut.

“Ini bukti sejarah masa kolonial Belanda dan Jerman yang pernah hadir di Paku Beto. Kami ingin masyarakat yang menemukan benda serupa dapat menyerahkannya ke tempat yang tepat agar sejarah kita terjaga,” katanya.(boy)

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال